Gaya Seni Grafis T-Shirt
Kreativitas muncul dalam desain-desain kaos distro, begitupun idealismenya. Tak heran industri ini semakin besar. Jika berminat besar di bidang grafis, buatlah minat tersebut menjadi peluang.
Sekitar awal 200-an, tren fesyen dimeriahkan
oleh munculnya tren kaos “distro”. Tren ini menggeser maraknya tren factory
outlet sebelumnya. Para anak muda pun jika tak memakai kaos distro ngagk
keren katanya.
Kaos oblong yang dijual lewat toko fesyen
kecil ini memang banyak peminat. Bahkan, pada masa-masa tertentu, sistem
antrean masuk di berlakukan oleh toko tersebut untuk mengatasi membludaknya
pembeli. Para pembeli mesti sabar dan rela antre untuk masuk dan berbelanja.
Bahan kaos distro sebutan umumnya – tak
berbeda dengan kaos oblong lainnya. Namun, sisi idealisme dan seni grafis dari
kaos ini memang sangat kental. Kaos ini juga tak seperti t-shirt pada umumnya,
di mana sebuah desain dicetak secara massal dan disalurkan ke banyak tempat.
Setiap desain kaos selalu diproduksi secara eksklusif, dengan jumlah terbatas.
Untuk penyuka seni grafis, kaos “distro”
layaknya karya seni “berjalan” ketika dipakai konsumennya. Desainnya memang tak
dibuat secara asal karena setiap produsen memiliki desainer khusus untuk
produknya. Mereka selalu mengejar
ide-ide “orisinal” dalam karyanya. Karena itu, tindakan tiru maniru
sangat dihindari.
Ciri khas lain dari kaos distro ini adalah
kaitannya yang sangat erat dengan suatu komunitas tertentu, seperti musik,
extreme sport (skateboard, surfing, dan sebagainya), hingga grafis. Tren ini
pun tumbuh subur di kalangan komunitas tertentu.
Muncul
Karena Krisis
Berawal dari industri “iseng-iseng” yang
kemudian diminati banyak orang, produksi pun meningkat. Daya tarik kaos dostro
yang diproduksi secara limited untuk setiap desainnya, disertai desainnya yang
apik, “gaul”, dan umumnya unik, semakin disukai banyak orang.
Tren ini bermula dari bandung, yang sejak dulu
memang terkenal dengan industri garmen. Distro (singkatan dari distribusi store)hanyalah sebuah toko
kecil tempat menjual barang-barang
(umumnya busana dan aksesorisnya) titipan. Tak beda dengan departement store,
Cuma rata-rata berskala sebatas butik. Begitu populernya distro, sampai-sampai
bagi sebbagian anak muda, mengunjungi distro.
Kaos grafik-yang kemudian dikenal sebagi kaos distro adalah salah satu produk yang dijual, selain perlengkapan fesyen
lainnya (disebut apparel), seperti kemeja, celana, tas, hingga sepatu. Kekuatan
fenomena ini sebenarnya bukan di distro, melainkan pada penitip-penitip produk
(yang umum di sebut clothing company. Clothing Company-sering disingkat
clothing-merupakan sebutan untuk produsen produk yang memiliki brand (merek)
produk busana.
Clothing dan distro tak bisa dipisahkan karena
di distrolah para pemilik clothing menitip jual barang. Beberapa clothing yang
terbilang sudah mapan memiliki distro dengan plang nama brand-nya sendiri, dan
menerima titipan produk dari clothing lain.
0 komentar:
Posting Komentar